HIMPUNAN (Matematika Diskrit)
H I M P U N A N
(MATEMATIKA DISKRIT)
1.1.
PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah (kumpulan objek yang
memiliki sifat yang dapat didefinisikan dengan jelas) segala koleksi
benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika
himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika
modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
1.2 CARA PENULISAN
Cara penulisan
himpunan dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
A. Himpunan Enumerasi
Mengenumerasi artinya menuliskan
semua elemen himpunan yang bersangkutan di Antara dua buah tanda kurung
kurawal.
Contoh :
– Himpunan A
mempunyai tiga bilangan asli pertama: A={1,2,3}.
– Himpunan B teridiri dari bilangan genap
kurang dari 6: B={2,3,4}
B. Notasi Pembentukan Himpunan
Penulisan notasi
adalah { x | syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh
:
A
adalah himpunan bilangan asli lebih kecil dari 9
A = { x | x
bilangan asli lebih kecil dari 9} atau A =
{ x | x P, x < 9 } yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8}
C. Diagram Venn
Diagram Venn yaitu dengan
menyajikan himpunan dengan gambar atau diagram
Contoh
:
D. Simbol-simbol Baku
Simbol
baku adalah penulisan yang sudah baku dikhususkan bagi himpunan yang
telah baku dan sering digunakan dalam penjabaran matematika.
Contoh :
– Himpunan A terdiri dari bilangan asli: A={1,2,3,4,...}.
– Himpunan B terdiri
dari bilangan ganjil positif kurang 10: A={1,3,5,7,9}.
1.3.
KARDINALITAS
Kardinalitas
adalah himpunan bilangan yang menunjukkan banyaknya jumlah anggota
1.4. MACAM- MACAM HIMPUNAN
A. Himpunan Berhingga
Himpunan berhingga ( finite
set ) yaitu himpunan yang jumlah elemennya berhingga.
Contoh :
A
= { x ê x adalah 3
bilangan ganjil pertama } = { 1, 3, 5 }
B
= { x ê 5 < x < 15 , x = bilangan genap } = { 6, 8, 10, 12, 14 }
B. Himpunan Tak Berhingga
Himpunan tak berhingga ( infinite
set ), yaitu himpunan yang jumlah elemennya tidak berhingga.
Contoh :
A
= { x ç x adalah bilangan genap > 2 } = { 4, 6, 8, 12, 14, ……… }
B = { x ç x adalah bilangan asli > 5 } = { 6, 7, 8, 9, 10, ……..…… }
C. Himpunan Kosong
Himpunan kosong ( void set ),
yaitu himpunan yang tidak memiliki elemen.
Contoh :
E = { x ê x2 = 16 ,
x adalah ganjil } = { } atau f
D. Himpunan Sama
Himpunan sama, yaitu himpunan yang memiliki elemen-elemen yang sama, walaupun
urutannya berbeda.
Contoh :
Jika A = { 2, 3, 4, 5 } dan B = { 4, 2, 3, 5} maka A =
B
E. Himpunan Ekivalen
Himpunan Ekivalen ( kesamaan 2
himpunan ), yaitu himpunan yang memiliki jumlah elemen/kardinalitas
yang sama.
Contoh :
Jika A = { 2, 3, 1, 19, 5} dan B = { i, q, b, a, l }
maka A ~ B karena n(A) = n(B) = 5
F.
Himpunan Bagian
Himpunan
Bagian (subset), yaitu himpunan
yang semua elemennya ada pada himpunan yang lain.
Contoh :
Jika
A = { 3, 4, 5, 6 } dan B = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 } maka A Ì B ( A subset dari B ), sedangkan B É A ( B superset dari A) karena B
mengandung semua elemen dari A.
G. Himpunan Saling Lepas
Himpunan saling lepas / asing / disjoint, yaitu himpunan yang elemen-elemennya berbeda.
Contoh :
Jika
A = { 6, 7, 8, 9 } dan B = { 16, 17, 18, 19 }
maka A | | B
H. Himpunan Semesta
Himpunan
Semesta ( Universal set
), yaitu himpunan yang mencakup semua himpunan yang sedang dibicarakan.
Contoh :
Jika A = {1, 2, 3, 4 } , B = {5, 6, 7, 8} dan C = {
9, 10, 11, 12,} maka himpunan semestanya N
= {1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,}
I. Himpunan Komplemen
Himpunan Komplemen, yaitu himpunan yang elemen-elemennya tidak
ada di himpunan tersebut tapi ada di himpunan semestanya.
Contoh :
Jika A = {
bilangan bulat positif}, B = {1, 2, 3, 4, 5 } dan C = {1, 2, 3,...} maka himpunan komplemen dari C adalah Cc = {4, 5, 6 ...} dan
himpunan komplemen dari B adalah Bc = { 6, 7, 8 … }
J. Himpunan Keluarga
Himpunan Keluarga / Set of Set, yaitu himpunan yang elemen-elemennya berupa himpunan.
Contoh :
A = {{2,4}, {1,5}, {2,6,7}} …….. Û Himpunan
keluarga
B = {{2,4}, 1, 5 , {2,6,7}} ……… Û Bukan Himpunan Keluarga
K. Himpunan Kuasa
Himpunan Power Set / Kuasa, yaitu
himpunan yang elemen-elemennya merupakan subset dari himpunan yang bersangkutan. Jika jumlah subset dari sebuah himpunan dengan n elemen = 2n maka
jumlah elemen himpunan kuasa juga sama dengan 2n.
Contoh :
A = { 2, 4 } maka
himpunan bagiannya ada 22 = 4, yaitu :
{ 2 } Ì {2, 4}, { 4 } Ì {2, 4}, {2, 4} Ì {2, 4,}, { } Ì {2, 4} maka himpunan kuasa
A = {2,4} adalah {{2},{4},{2,4},{ }}
1.3. OPERASI PADA HIMPUNAN
A. Irisan (intersection)
Irisan dari
himpunan A dan B adalah sebah himpunan yang setiap elemen
nya merupakan bagian dari
himpunan A dan himpunan B.
Notasi : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }
Daerah yang diarsir merupakan bagian dari daerah A dan daerah B. Jika dua himpunan saling lepas, maka irisan nya adalah himpunan kosong, karena tidak ada elemen yang sama didalam kedua himpunan tersebut.
Contoh lainnya :
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah
himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau
himpunan B.
Notasi : A ∪
B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Dapat kita perhatikan bahwa
gabungan dari himpunan A dengan himpunan B menjadikan satu kesatuan antara dua
buah himpunan.
misalkan :
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Contoh lainnya :
a. Jika A = {1, 5, 8}
dan B = {7, 10, 15}, maka A ∪ B = {1,5,7,8,10,15}
b. Jika A = {a, b, c}
dan B = {d, e, f}, maka A ∪ B = {a,b,c,d,e,f}
C. Selisih (difference)
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen
dari B. Operasi selesih hanya mengambil bagian yang tidak terdapat
pada pasangan himpunan nya.
Notasi : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B }
Diagram Venn untuk A - B ditunjukkan pada gambar berikut. |
Perhatikan bahwa bagian yang diarsir hanya elemen-elemen khusus yang terdapat pada elemen A saja, dan bukan pada elemen B.
Contoh lainnya :
a. Jika A =
{1,2,3,…,10} dan B = {1,3,5,7,9}, maka A – B = {2,4,6,8,10}
dan B – A = Ø
b. {3, 7, 9} – {3, 6, 7} = {9}
c. {3, 6, 7} – {3, 7, 9} = {6}
D. Komplemen (complement)
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan
semesta U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen U yang bukan elemen A.
Notasi : Ā = {x | x ∈ U dan x ∉ A}
Contoh :
A = himpunan semua rumah yang
berada di Jakarta
B = himpunan semua rumah yang
berada di Medan
C = himpunan semua rumah yang
dibangun setelah tahun 2016
D = himpunan semua rumah yang
nilai jualnya diatas dari Rp 500 juta
E = himpunan semua rumah milik
mahasiswa univeristas tertentu
a.
Pernyataan "semua rumah milik mahasiswa
universitas ini berada di Jakarta atau berada di Medan"
dapat dinyatakan dalam notasi himpunan sebagai (E ∩ A) ∪
(E ∩ B) atau E ∩ (A ∪ B)
b.
Pernyataan "semua rumah yang berada di
Jakarta yang dibuat setelah tahun 2016 yang nilai jualnya diatas dari Rp 500
juta"
dapat
dinyatakan dalam notasi himpunan sebagai A ∩ C ∩ D
E. Beda-Setangkup (symmetric
difference)
Operasi beda setangkup dari
himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemen nya ada
pada himpunan A dan B tetapi tidak pada keduanya. Dengan
kata lain, operasi beda setangkup mengambil semua bagian yang berbeda dari
kedua himpunan.
Notasi : A ⊕ B = (A ∪ B)– (A ∩ B)
Contoh : |
a. Jika A = {2, 5, 8} dan B = {2, 4, 6}, maka A ⊕ B = {4,5,6,8}
b. A =
himpunan segitiga sama kaki
B = himpunan segitiga sama siku-siku
A ⊕ B = himpunan segitiga sama kaki
yang tidak siku-siku
dan segitiga siku-siku yang tidak sama
kaki.
F. Perkalian Kartesian (cartesian
product)
Perkalian kartesian dari
himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua
pasangan yang berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari komponen pertama
dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Notasi : A x B = {(a, b) | a ∈ A dan b ∈ B}
Contoh :
Misalkan C = {1,2,3}, dan D =
{a,b}, maka perkalian kartesian
C dan D adalah C x D =
{(1,a),(1,b),(2,a),(2,b),(3,a),(3,b)}
Komentar
Posting Komentar